1.12.2012

Jajan? Pikir-pikir dulu deh. .

بسم الله الرحمن الرحيم  

kakak.org
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Menarik bukan gambar diatas? nyam nyaam, jadi pengen jajan heheh. Sekilas, jajanan yang biasa dijual di pinggir jalan tampak menarik *bener ga?*. Hal ini didukung dengan warna-warna mencolok dan bentuk-bentuk yang unik. Tetapi dengan kemenarikan yang ditawarkan, apakah jajanan tersebut sudah pasti aman dan sarat akan gizi? Warna-warna mencolok yang biasanya hijau, kuning dan merah itu diduga mengandung rhodamin B, methanil yellow dan amaranth yang bisa merusak ginjal dan hati jika dikonsumsi secara terus menerus serta memicu timbulnya kanker. Demi mengeruk keuntungan yang melimpah, para pedagang itu terpaksa mencampurkan bahan penambah makanan yang sudah dilarang. Contohnya boraks dan formalin. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menemukan hampir separuh makanan atau jajanan anak yang beredar ternyata berbahaya karena mengandung bahan terlarang. 

Bahaya makanan jajanan sekolah bisa muncul dalam jangka pendek, bisa juga dalam jangka panjang. Bahaya jangka pendek antara lain terjadinya keracunan makanan oleh karena tercemar mikroorganisme, parasit, ataupun bahan racun kimiawi. Muntah dan diare sehabis mengkonsumsi jajanan paling sering ditemukan. Adapun bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan terutama terjadi apabila ke dalam makanan-minuman ditambahkan bahan-bahan yang bersifat pemicu kanker (karsinogenik). Ada kemungkinan pula dapat timbul gangguan kesehatan lainnya. Hal tersebut tentu sangat menimbulkan dampak negatif kepada anak bangsa kita. Karena pada dasarnya anak-anak Indonesia gemar mengonsumsi jajanan , bahan-bahan yang terkandung di dalamnya juga perlu diperhatikan kebersihan dan kandungan gizinya. 

a. Solusi
1. Pemerintah
Untuk mengatasi kekhawatiran ini, BPOM (Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan) telah mengoperasikan mobil laboratorium keliling di 13 Provinsi untuk mengawasi jajanan anak-anak sekolah tersebut serta menyebarkan brosur tentang makanan sehat, pembinaan terhadap orang tua dan guru, dan media promosi lainya, khususnya di Jakarta. Dari usaha tersebut, 35 persen jajanan yang tidak memenuhi syarat, berhasil diturunkan menjadi 12 persen.
Selain itu, pemerintah dibeberapa daerah juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hal ini. Contohnya Dinas Kesehatan Kota Bogor, melakukan razia jajanan di pasar dan disekolah. Hasilnya, didapat bahwa jajanan tersebut telah mengandung boraks dan rhodamin. Kemudian pemerintah menghimbau kepada beberapa kepala sekolah untuk melarang dengan tegas penjualan jajanan berbahaya di lingkungan masing-masing. 
2. Masyarakat
Para orang tua harus bisa mengawasi makanan yang dimakan oleh buah hati mereka. Kemudian akan lebih baik jika membawakan bekal dari rumah daripada membiarkan anak-anak membeli jajanan di luar yang belum terjamin kebersihannya
3. Mahasiswa
BPK harus berperan aktif dalam mengantisipasi beredarnya makanan dan minuman ringan yang mengandung zat berbahaya. Badan Ketahanan Pangan (BPK) juga harus mensosialisasikan masalah penganekaragaman makanan yang sehat, bergizi, dan aman dikonsumsi.
Tidak hanya itu, membiasakan sang anak untuk membawa bekal yang menarik dan mengundang nafsu dari makan perlu digalakkan oleh para orang tua.

Semoga bermanfaat :D

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

0 comments:

Posting Komentar

danke

 
Copyright 2009 HUMAN MINDED. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree